Selasa, 25 Oktober 2022

Perilaku CERDIK Agar Terhindar dari Stroke

 


Hari Stroke Sedunia diperingati pada tanggal 29 Oktober setiap tahun. Mengapa harus diperingati? Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita semua tentang gejala stroke dan pentingnya bertindak CEPAT. Serta bagaimana tindakan itu dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang stroke. Karena saat seseorang terkena stroke setiap detik yang berlalu menjadi sangat berharga.


Dalam rangka peringatan Hari Stroke Sedunia pada tanggal 21 Oktober lalu, bertempat di Hotel JS Luwansa diadakan Temu Blogger dengan Menteri Kesehatan. Sekitar jam 15:30 acara dibuka oleh MC dengan moderator mbak Wardah Fajri. 


Narasumber yang hadir: 

- Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan RI 

- Dr. dr. Maxi Tein Rondonuwu DHSM., MARA, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) KEMENKES RI

- dr. Mursyid Bustami, SP. S(K), KIC, M.ARS Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) 


Pesan Pak Menteri Kesehatan jangan sampai kita terkena stroke, kuncinya ada dua jaga asupan makanan dan rajin gerak atau olahraga 30 menit setiap hari 5 kali dalam seminggu. 


SeGeRaKeRS

☆Gejala awal stroke "SeGeRaKeRS" yaitu:

☆Senyum tidak simetris

☆Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba

☆Bicara pelo

☆Kebas atau baal seluruh tubuh

☆Rabun/pandangan mata kabur tiba-tiba

☆Sakit kepala hebat muncul tiba-tiba 


Stroke dapat dicegah 

Stroke merupakan bagian dari penyakit kardioserebrovaskular yang digolongkan ke dalam penyakit katastropik karena mempunyai dampak luas secara ekonomi dan sosial. 


Cegah Stroke

Stroke dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya yaitu: 

● Tekanan darah yang tinggi

● Gula darah yang tinggi

● Diet yang tidak sehat

● Merokok  

● Kurang aktivitas fisik


Upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit kardionserebrovaskular diantaranya adalah:


Upaya Promotif

Dengan mengkampanyekan perilaku CERDIK yaitu 

C= Cek kesehatan berkala

E= Enyahkan asap rokok

R= Rajin beraktivitas fisik

D= Diet sehat dan kalori seimbang 

I= Istirahat cukup

K= Kelola stres 


♡ Upaya Edukasi dilakukan kepada masyarakat agar mengenali tanda dan gejala dini serangan stroke dengan jargon "SeGeRaKeRS"


♡ Upaya Preventif dengan mendorong masyarakat untuk melakukan deteksi dini. Melalui pemantauan IMT (Tinggi badan dan Berat badan), pengukuran tekanan darah dan gula darah minimal 2 kali dalam setahun bagi yang mempunyai faktor risiko PTM. Bagi yang sudah mempunyai faktor risiko PTM diharapkan dapat melakukan perubahan gaya hidup.


Penderita hipertensi dan diabetes militus harus memeriksakan kesehatan satu bulan sekali dan melakukan pemeriksaan profil lemak dalam darah EKG sebagai upaya skrining penyakit kardiovaskular dan stroke minimal 1 tahun sekali.


♡ Upaya Kuratif dengan penguatan pelayanan kesehatan seperti mengembangkan jejaring pengampuan  rumah sakit layanan stroke ke 9 RS Utama Paripurna. Akan memberikan bimbingan atau pengampuan sehingga pada akhir tahun 2024 diharapkan setiap Provinsi akan memiliki paling sedikit 1 buah RS tingkat utama atau madya. Dan sebagian dari Kabupaten/Kota mempunyai RS dan dapat ditingkatkan menjadi madya yang akan menjadi rujukan regional bagi Kabupaten/Kota di sekitarnya. 


♡ Upaya Rehabilitatif yang dilakukan pada fase akut (selama di Rumah Sakit) dan fase kronis untuk mencegah disabilitas atau serangan ulang. Untuk pelayanan rehabilitasi di masyarakat akan dilakukan dalam bentuk homecare dan rehabilitasi bersumberdaya masyarakat yang akan dilakukan oleh para kader terlatih, serta edukasi kepada keluarga dan caregiver bagaimana cara melatih penderita. 


Berdasarkan data WSO (World Stroke Organization) tahun 2022 menunjukkan:

■ 12,2 juta orang akan terkena stroke dan 6,5 juta diantaraya akan meninggal dunia. 

■ 1 dari 4 orang berusia > 25 tahun berisiko terkena stroke.

■ Insiden stroke tertinggi pada usia 50-69 tahun (44%) disusul pada usia >70 tahun 40%. Namun kejadian stroke pada usia <50 tahun juga cukup tinggi mencapai 16%.

■ Data Global Burden Disease Study tahun 2019 menyatakan bahwa Indonesia 2 dari 1000 orang berisiko terkena stroke per tahun. Stroke termasuk penyakit katastropik ke-3 dengan pembiayaan tertinggi, menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tahun 2021 Stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 1,91 Triliun. 

■ Data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) tahun 2018 menunjukan: 

Karakteristik kasus stroke di Indonesia adalah sebagai berikut:

~Kasus stroke tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (1,47%) terendah di Provinsi Papua (0,41%)

~Prevalensi kejadian stroke pada laki-laki (11,0 per mil) hampir sama dengan kejadian stroke pada perempuan (10,9 per mil)

~Pravelensi kejadian stroke pada penduduk yang tinggal di perkotaan (12,6 per mil) lebih tinggi dibandingkan penduduk yang tinggal di pedesaan (8,8 per mil)


Saat ini, Indonesia telah memiliki Rumah Sakit vertikal yang mampu memberikan layanan stroke tingkat paripurna sebanyak 9 RS, tingkat utama sebanyak 3 Rumah Sakit dan tingkat madya sebanyak 6 Rumah Sakit, dengan ketersediaan fasilitas Cathlab sebanyak 292 di Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta. 


Upaya pelayanan stroke didukung dengan ketersediaan dokter spesialis saraf sebanyak 2.261 orang, dokter neurointervensi sebanyak 54 orang dan dokter bedah saraf fellow/subspesialis vascular sebanyak 38 orang. 



"Pak Menkes juga menceritakan pengalamannya menyemangati ibunya yang juga penderita stroke dengan mengajaknya jalan-jalan agar tetap happy. Karena penderita stroke tidak bisa sembuh 100% dengan membuatnya tenang bisa membuat kondisinya membaik dan tidak bertambah parah". 


Pesan dari Ibu Eva Direktur Penyakit Tidak Menular agar kita menjaga konsumsi gula garam. Yaitu maksimal konsumsi gula 4 sendok makan setiap hari dan garam maksimal 1 sendok makan setiap hari. 


Saya sendiri juga berisiko, karena itu ingin saling mengingatkan agar kita terhindar dari stroke. Semoga kita sehat selalu dan panjang umur ya. 





 

14 komentar:

  1. Bergidik rasanya ketika membaca artikel ini. Stes menjadi salah satu pemicu stroke ya mbak. Semoga kita dan keluarga sehat selalu. Amiin

    BalasHapus
  2. stroke memang penyakit yang mengerikan, namun masih bisa diusahakan untuk dicegah dengan cara tadi.. semoga kita dihindarkan dari penyakit ini

    BalasHapus
  3. Wow! Tulisan yang sangat informatif dan lengkap. Gaya hidup memang jafi dasar kesehatan, kadang saya gak mikir ke situ juga sih

    BalasHapus
  4. Pola hidup itu memang jadi takaran kesehatan jangka panjang ya. Terutama merokok. Seringkali aku melihat orang yang merokok di mana-mana tanpa peduli sekitar. Kadang kesel juga sih. 🙈

    BalasHapus
  5. Baru tahu loh kak kalau tanggal 29 Oktober kemarin diperingati sebagai hari stroke. Pola hidup mempengaruhi sekali ya kak. Baca artikel kakak, aku sambil memperhatikan diri sendiri sih..

    BalasHapus
  6. Kesehatan adalah aset yang sangat mahal. Sangat penting untuk menjaga nya. Terima kasih atas artikelnya. Mudah-mudahan kita senantiasa sehat ya.

    BalasHapus
  7. Kalau bahas masalah kesehatan gini, jadi insecure aku tuh. Rasanya mau buru-buru medical check up supaya tenang hati. Masalahnya stress tak bisa dihindari, aku gak ngerokok sih cuma nge vape. Tapi iya kudu aware terus dan perhatiin tubuh juga. makasih banyak infonya

    BalasHapus
  8. Suka insecure kalau baca artikel ginian. Kadang-kadang pusing dikit aja kepikiran yang aneh-aneh.

    BalasHapus
  9. Wah...harus memerhatikan pola makan mulai sekarang. Thanks for sharing

    BalasHapus
  10. Kesehatan emang nomer satu yaa! Harus banget kita tuh jaga diri sendiri agar terhindar dari penyakit. Thanks ka sudah sharing

    BalasHapus
  11. Jadi ingat almarhumah nenek kalo baca soal stroke gini. Yang aku pegang kalau menjenguk orang sakit, ga usah munculkan muka sedih karena yang sakit tambah sedih. Jadi harus pasang muka bahagia terus, biar yang sakit juga ikut bahagia. Stroke juga begitu

    BalasHapus
  12. Terimakasih banyak atas sharing nya kak.ini sangat bermanfaat sekali bagi saya

    BalasHapus
  13. artikel yang menarik dan perlu dibaca semua kalangan, mengingat sekarang ini stroke tidak hanya menimpa orang tua dan dewasa. Bahkan stroke sekarang bisa menimpa kaum usia muda

    BalasHapus
  14. Kemarin juga aku baru mengunjungi salah satu sepupuku, kak.. dan memiliki anggota keluarga yang stroke. Aku pikir orang stroke ini membutuhkan bantuan dari A sampai Z. Ternyata yang mengalami stroke ringan bisa mengerjakan semuanya sendiri meski tidak segesit orang sehat.

    Semoga dengan pemeriksaan gejala awal yang kita ketahui, bisa menjadi edukasi yang baik untuk mencegah stroke.

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...