Senin, 07 Maret 2022

Gejala Terinfeksi Covid-19


Setelah dua tahun sejak awal mula pandemi di Indonesia, akhirnya saya juga dinyatakan positif covid 19. Selama ini saya selalu taat protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan. Memang saya sering keluar rumah ke minimarket, ke pasar mungkin ini yang terabaikan, saya tidak bisa menjaga jarak. Entahlah terpapar dari mana. Anak saya yang duduk di bangku SLTP juga memang teman-temannya banyak yang positif terinfeksi covid. Sebelumnya memang dia batuk. 



Selain itu anak balita saya juga bermain bersama teman-temannya di lingkungan rumah, dan ada juga yang batuk. 


Ceritanya, sudah lebih dari seminggu saya batuk, biasanya saya minum perasan jeruk nipis dengan madu/kecap lalu reda. Tapi memang suara saya agak "bindeng" apa istilahnya kalau bahasa Indonesia. Telinga juga kadang terasa penuh, gak nyaman. 



Pada tanggal 21 saya makan gorengan agak banyak. Malam harinya kepala pusing, mata berair dan batuk lebih sering. Keesokan harinya setelah menyelesaikan urusan saya di sekolah Kakak. Saya mampir ke Puskesmas niatnya ingin berobat batuk. Juga ada keluhan nyeri pinggang, saya mikirnya pasti nyeri pinggang ini karena saya kurang minum air putih. Memang seminggu terakhir cuaca dingin dan sering hujan sehingga saya kurang minum. 


Setelah di cek tensi normal 120/70, cek saturasi juga normal. Dokter menyarankan saya untuk swab antigen. Saya udah mikir, lha kalau saya positif covid 19 bagaimana? Tapi kata dokter gak apa, lebih baik di swab. Karena tidak mengantri seperti tahun lalu saya bersedia. Dan gak sampai 10 menit hasilnya keluar dan saya dinyatakan positif covid 19. 


Saya langsung dikasih obat oleh dokter berupa:

Paracetamol

Obat Batuk

Vitamin D 1000 IU

Vitamin C 

Zinc 


Selanjutnya saya disarankan oleh dokter untuk segera melapor ke RT tempat saya tinggal. Malam harinya saya dihubungi oleh pihak puskesmas melalui WA menanyakan kondisi saya. Lalu siapa saja yang tinggal serumah dengan saya. Untuk di swab juga keesokan harinya. 



Pintu rumah saya di kasih stiker isoman dan dituliskan nama siapa saja yang positif. Mulai tanggal 22 Februari hingga 4 Maret 2019. 


Anak saya yang balita tidak mau di swab. Kaka dan suami akhirnya ke Puskesmas untuk di swab antigen. Hasil swab antigen Kaka positif, sedangkan suaminya saya negatif. Lalu dilanjutkan swab PCR. Pada hari  setelah dinyatakan positif covid 19 ada pihak Puskesmas yang datang ke rumah mengecek tensi saya dan saturasi. Untuk tensi naik menjadi 145/80, sedangkan saturasi normal. Saya juga heran mengapa jadi darah tinggi. Mungkin karena kepikiran. 


Anak saya saturasi ya yang ketinggian mungkin karena deg-degan. Sedangkan suami saya tidak di cek karena hasil PCR-nya belum keluar. 


Saya tidak tahu pasti apakah saya terinfeksi covid 19 varian Omicron atau apa. Tapi gejala yang saya alami seperti:

Tenggorokan sangat gatal

Kepala pusing

Hidung terus pilek bening 

Agak susah bernafas karena hidung tersumbat.


Itu saja sih, untuk sakit kepala selama dua hari saya rasakan meskipun saya minum Paracetamol tetap saja terasa pusing. Untuk tenggorokan sangat sensitif, terkena makanan pedas sedikit saja langsung gatal dan batuk. 


Nyeri pinggang Alhamdulillah berkurang. Saya juga merasa sangat terbantu dengan obat-obatan yang dikirim mbak Ovi. Minyak Qusthul Hindi membantu saya bisa bernafas lega. Saya juga di kasih cara mencuci hidung sampai air rebusan sirih. Untuk berkumur. Terimakasih mbak Ovi atas kebaikannya. 


Hari ke 5 kondisi saya mulai membaik, batuk semakin jarang. Alhamdulillah sampai akhirnya saya bisa melewati masa isoman sepuluh hari. Anak anak juga sudah sehat. Hanya saja kasihan bocil saya tidak bisa bermain selama masa isoman sepuluh hari. 


Untuk teman-teman yang mengalami gejala seperti batuk, pilek, nyeri sendi, Jangan takut berobat saja. Toh positif covid 19 bukan aib. Justru jika kita tahu positif, kita jadi tahu obat apa yang harus kita minum, sehingga dapat ditangani dengan tepat. Kita bisa isoman agar tidak menularkan virus pada orang lain. Khusus nya orang yang berisiko seperti lansia atau orang dengan komorbid. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...