Pada tanggal 3 Februari 2022 lalu saya mengikuti webinar dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional. Acara yang dimulai pukul 09:00 ini diikuti oleh ratusan peserta karena ditayangkan juga melalui kanal youtube. Berikut pemaparan dari narasumber yang berhasil saya simak.
Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Optimal untuk Cegah Stunting.
Ibu Ida Budi G. Sadikin sebagai penasehat DW Kemenkes, membuka webinar cegah stunting selalu penting dengan mengatakan bahwa masih tingginya prevalensi stunting mempengaruhi tingkat intelektual anak pada saat dewasa.
Dipandu oleh Bapak Akim Dharmawan sebagai moderator. Hadir juga para narasumber untuk membahas mengenai Cegah Stunting Selalu Penting:
1. Ninik Sukotjo (Nutrion Specialaist UNICEF)
2. Adriyani Wagianto (Nutrition and Health Manager Unilever)
3. Fransisca Wulandari (Tanoto Foundation)
4. Dr. Dhian P. Dipo (Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes)
Berdasarkan data global, stunting meningkat secara cepat pada rentang usia 6-23 bulan. Karena itu PMBA penting dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kelahiran).
Kebutuhan Gizi anak usia 0-23 bulan sangat tinggi:
- Periode pertumbuhan pesat
- Pertumbuhan otak hingga 75% ukuran otak dewasa
- Lebih dari satu juta koneksi saraf dibentuk setiap detik
- Berat badan meningkat 4 kali lipat
- Tinggi badan meningkat 75%
Dr. Dhian P. Dipo sebagai Direktur Gizi Masyarakat Kemenkes mengatakan bahwa "Permasalahan yang timbul akibat stunting tidak hanya pendek, tetapi akan berdampak juga pada gangguan kognitif, dan jika tidak ada perbaikan gizi yang baik akan menimbulkan dampak lainnya".
Dampak kurang gizi pada awal kehidupan terhadap kualitas SDM:
- Gagal tumbuh dengan berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus.
- Hambatan perkembangan kognitif dan motorik.
- Berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan.
- Gangguan metabolik pada usia dewasa
- Meningkatkan risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung).
Rekomendasi UNICEF dan WHO: Standar Emas PMBA
- Inisiasi Menyusui Dini.
- ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Pemberian MP-ASI berkualitas pada saat bayi berusia 6 bulan.
- Terus menyusui hingga anak berusia 2 tahun atau lebih dengan MP ASI yang tepat dan berkualitas.
Pemberian MP-ASI terlalu dini berdampak buruk karena dapat meningkatkan risiko kontaminasi patogen dan mengganti pemberian ASI yang bernilai gizi tinggi. Sedangkan memperkenalkan MP-ASI terlambat membuat bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.
Rekomendasi Praktek PMBA usia 6-23 bulan:
- ASI.
- Protein hewani, buah dan sayur.
- Keanekaragaman pangan.
- Vitamin dan suplemen.
- Hindari makan dengan nilai gizi rendah.
- Hindari penambahan gula dalam makanan dan minuman.
Covid memperburuk kualitas asupan makanan Baduta dan Balita
- Penurunan angka menyusui pada masa pandemi.
- Berbagai pendapat terkait kemanan menyusui sejak awal pandemi.
- Pesan yang tidak seragam (dan hoax) menyebabkan ketakutan pada orang tua sehingga mereka memutuskan untuk berhenti menyusui.
- Minimnya konseling karena PPKM dan social distancing.
- Ibu dan nakes merasa teknik menyusui lebih mudah dipahami bila dilakukan secara tatap muka tidak secara virtual.
Selain itu faktor berkurangnya daya beli menyebabkan rumah tangga membeli lebih sedikit protein hewani seperti daging dan telur, kacang-kacangan, buah dan sayur. Balita juga masih sering mengkonsumsi makanan tidak sehat dan berpemanis.
WHO dan UNICEF menganjurkan IMD dan menyusui dengan melakukan prokes yang tepat.
Hal penting dalam praktek PMBA:
- Pemberian makanan pertama pada usia 6 bulan.
- Frekuensi makan sesuai usia.
- Jumlah/ porsi sesuai usia.
- Tekstur makanan sesuai usia.
- Penyiapan dan penyimpanan makanan secara aman.
- Pemberian makanan secara responsif dan pengasuhan.
- Pemberian makanan saat sakit dan sesudahnya.
Langkah mudah untuk mencegah Stunting:
- Konsumsi makanan bergizi secara rutin.
- Perbanyak konsumsi buah dan sayur.
- Hindari makanan tinggi gula, garam, dan lemak.
- Lakukan aktivitas fisik dan perbanyak minum air putih.
- Lakukan kegiatan menyenangkan bersama keluarga.
Peran Unilever dalam Mengedukasi Masyarakat tentang Gizi Seimbang
Saat webinar berlangsung Andriani Wagianto (Nutrion and Health Manager Unilever) memaparkan bahwa Unilever berinisiatif untuk memperbaiki nutrisi dan stunting di Indonesia dengan:
- Standar nutrisi internal.
- Reformasi produk.
- Menciptakan kebiasaan pola makan yang baik dan hidup bersih.
Unilever juga mengadakan program sekolah sehat, pesantren sehat, bersih-bersih masjid dan Nutrimenu (video edukasi, lembar balik, buku nutrimenu).
Tanoto Foundation
Pendekatan desain berbasis masyarakat untuk praktik PMBA dan Perkembangan PAUD di Indonesia.
Tanoto Foundation berusaha untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang perilaku kunci pemberian makan bayi dan anak usia 6-23 bulan serta ibu pada kelompok populasi yang berbeda.
Studi ini juga meningkatkan pemahaman lebih lanjut tentang bagaimana menyediakan makanan tambahan yang berkualitas bagi bayi 6-23 bulan.
Semoga dengan semakin banyaknya orangtua yang memahami pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 Hari Pertama Kelahiran, angka stunting di Indonesia semakin kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.