Acara berlangsung di Balai Sarbini Plaza Semanggi. Saya berangkat dari rumah jam 11, perkiraan saya satu jam setengah sudah sampailah di lokasi acara yang rencananya akan dilaksanakan jam 13.00. Tapi ketika di tengah kemacetan saya dikabari kalau Bapak Presiden akan datang lebih awal. Ternyata sebelum Pak Presiden tiba di lokasi pintu masuk harus sudah bersih dari tamu undangan. Jadi tamu undangan harus sudah berada di dalam ruangan semua. Alhamdulillah akhirnya saya tiba di lokasi jam 12.40. Pak Presiden tiba di ruangan tetap jam satu siang.
Suasana Balai Sarbini
Oh iya acara ini dalam rangka Haul Gus Dur ke 9. Acara dibuka dengan doa bersama, dilanjutkan dengan sambutan oleh Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Setelah sambutan dari Cak Imin dilanjutkan dengan sekilas pemutaran video perjalanan hidup Gus Dur. Peserta yang yang hadir di antaranya Pengurus PKB di Daerah Pimpinan Wilayah, para Caleg DPR RI dari wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Tengah.
Dari sambutan Pak Jokowi yang paling berkesan adalah jangan suka menyebar hoax melalui media sosial. Contohnya berita tentang beliau yang dikabarkan sebagai PKI. “Saya lahir tahun 1961 sedangkan PKI tahun 1965, apa ada PKI balita?” kata Pak Jokowi yang membuat ruangan jadi ramai dengan suara tawa😂.
Kembali ke Haul Gus Dur ke 9, apa sih yang kamu ingat tentang Gus Dur selain kalimat “Gitu Saja Kok Repot”? Tentunya masih ingat dengan visi pemerintahan Gus Dur di bidang ekonomi dan sosial budaya, pemerintahan Gus Dur dibangun untuk melindungi kepentingan sebagian masyarakat yang tertinggal dan kaum minoritas. Hal ini juga diteruskan di era pemerintahan sekarang.
Menurut Gus Dur kewajiban setiap muslim adalah mewujudkan negara damai bukan negara islam. Sebuah negara republik yang di dalamnya ada kedamaian, keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat kemanusiaan adalah negara yang sejalan dengan agama Islam. Karena itu perjuangan menegakkan Islam perlu diterjemahkan menjadi perjuangan bersama kelompok lain -dalam negara Indonesia yang beragam ini- untuk mewujudkan demokrasi, kemashlahatan, keadilan, kesetaraan dan penghormatan terhadap kemanusiaan. Islam dengan demikian, bukan menjadi satu warna yang mendominasi, namun menjadi salah satu warna saja dalam mozaik besar bernama Indonesia. (Sumber: www.gusdurian.net)
Visi dan semangat Gus Dur dalam membangun ekonomi menjadi inspirasi bagi pembangunan berbasis pedesaan yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Jokowi - Jusuf Kalla. Contohnya dalam membentuk Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) dengan menyalurkan dana desa langsung ke rekening milik desa.
Seperti disampaikan oleh Pak Presiden dalam sambutannya “Dana Desa sudah sangat membantu masyarakat desa untuk meningkatkan taraf hidup. Embung dan Prukades adalah bukti nyata bagaimana masyarakat desa mendapatkan perhatian pemerintah melalui Kementerian Desa PDTT”.
Kalau teman-teman apa saja yang kalian ingat tentang Gus Dur? Share yuk di sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.