Jumat, 28 September 2018

Imunisasi Lengkap Langkah Nyata Untuk Melindungi Anak-Anak Kita

Setiap memandang wajahnya aku selalu jatuh cinta.
Cinta yang lebih menggelora dan lebih besar dari cinta pertama.
Melihat wajahnya yang tidur terlelap tanpa dosa hatiku terasa damai, aku ingin menjaganya, memberikan yang terbaik untuknya dan selalu melindunginya.
Anakku tumbuh besarlah, jadilah anak yang sukses di masa yang akan datang, doa ibu selalu untukmu.

Halo apa kabar? Puisi di atas untuk anak keduaku Anindita. Senang sekali meskipun punya bayi di usia yang tidak muda lagi, saya merasa bahagia. Walaupun jujur sangat repot, tapi percayalah kebahagiaan itu lebih besar. Saya memang memutuskan untuk punya bayi lagi setelah putri pertamaku berusia 10 tahun. Dengan alasan saya tidak ingin kesepian di hari tua nanti, dan kasihan juga jika Kakak tidak punya saudara sekandung.


Imunisasi itu hak anak

Punya bayi membuat saya memang agak cerewet (padahal memang bawel 😀), saya tak ingin bayi mungil ini sakit, sebisa mungkin saya berikan perlindungan. Di usianya yang sudah 7 bulan, saya jarang sekali mengajaknya bepergian ke tempat umum. Karena kesadaran masyarakat yang sering merokok di tempat umum masih minim. Bahaya asap rokok bagi orang sekitar, terutama bayi seringkali diabaikan. Apalagi bayi yang sistem imunitas tubuhnya belum sempurna. Seperti kita ketahui perokok pasif lebih rentan terhadap bahaya asap rokok.

Langkah sederhana yang aku lakukan untuk melindungi si kecil saat bersosialisasi dengan tetangga sekitar, terutama saat mengajak Dita jalan-jalan di sore hari yang pastinya banyak anak-anak usia 5-10 tahun yang menghampirinya. Biasanya kakak-kakak menyapa, memegang dan menyentuh pipinya. Saya selalu pastikan jika tangannya kotor saya akan katakan “jangan pegang adik ya”, atau saya katakan pada anak yang batuk “saat batuk mulutnya ditutup ya kakak”, atau “saat batuk jangan menghadap adik ya”. Dan jika anak-anak berbicara terlalu dekat maka saya akan mengatakan “agak mundur atau jauh sedikit ya kakak”. Memang terkesan bawel dan cerewet tapi ini demi kesehatan anakku. Karena bayi di bawah satu tahun jika sakit, bingung mau dikasih obat apa, berbeda dengan orang dewasa. Selain itu jika kebanyakan konsumsi obat akan berdampak buruk pada pertumbuhan gigi bayi. Giginya akan tumbuh tidak sempurna, berwarna agak kekuning-kuningan.

Pentingnya Imunisasi
Saya sangat sadar, penting sekali imunisasi untuk kekebalan tubuh anak. Oleh karena itu sejak Dita baru lahir saya sudah pelajari apa saja imunisasi dasar yang harus diberikan.

Imunisasi adalah program pencegahan penyakit yang diterapkan dengan cara memberikan imun pada tubuh. Imunisasi dimulai sejak bayi baru lahir hingga usia sekolah.

Bayi dan anak akan diberikan vaksin yang berisi jenis bakteri atau virus tertentu yang dilemahkan atau dinonaktifkan guna merangsang sistem imun dan membentuk antibodi dalam tubuh. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi bermanfaat untuk melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri tersebut di masa yang akan datang.

Metode imunisasi
Pemberian vaksin dan imunisasi biasanya dilakukan dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke mulut. Ada yang cukup diberikan sekali seumur hidup dan ada juga yang perlu diberikan secara berkala agar kekebalan tubuh terbentuk dengan sempurna.

Merupakan kewajiban orang tua untuk memberikan hak anak agar mendapatkan imunisasi. Saya percaya imunisasi dapat melindungi generasi bangsa. Berikut ini imunisasi dasar yang sudah Dita dapatkan:

Hepatitis
Imunisasi HBO atau Hepatitis B. Hepatitis adalah salah satu penyakit infeksi hati berbahaya yang disebabkan oleh cairan tubuh dan darah. Vaksin Hepatitis diberikan pada bayi baru lahir atau pada bayi usia 0-7 hari.

BCG
BCG diberikan untuk mencegah penyakit TBC (tuberkulosis). Penyakit TBC mudah sekali menular terutama jika serumah dengan penyintas TBC. Imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia 1 bulan dengan disuntikkan di lengan kanan. Biasanya setelah 1-2 minggu bekas suntikan terlihat seperti bernanah, disarankan untuk tidak memencet bagian tersebut, cukup diseka dengan air hangat. Dan tak perlu khawatir bekas suntikan akan terlihat hingga anak besar. Ini tidak mengganggu, bahkan pada sang kakak yang sudah berusia 11 tahun, saya bisa jelaskan itu dulu waktu bayi kamu juga pernah disuntik BCG.

Polio
Imunisasi Polio diberikan sebanyak 4 kali, sejak bayi berusia 1-5 bulan. Untuk imunisasi Polio 1-3 diberikan dengan cara diteteskan, sedangkan Polio 4 diberikan dengan cara disuntikkan.

DPT
Vaksin DPT diberikan untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertusis). Pemberian vaksin DPT sebaiknya dilakukan sebanyak 5 kali pada anak usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun dan 5 tahun.

Campak
Imunisasi campak dasar akan diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Dan Dita akan diimunisasi pada bulan November nanti. Senang sekali melihat pertumbuhannya saat ini.

Selama ini efek samping dari imunisasi yang diberikan pada Dita cukup ringan, hanya badannya panas dan sedikit rewel. Biasanya saya atasi dengan cara memberikan ASI lebih sering. Jika panasnya mencapai 39°C barulah saya berikan obat penurun panas. Saya pastikan sebelum diimunisasi kondisi Dita fit dan suhu tubuh normal. Untuk meminimalisir efek samping yang tergolong berat.

sehatnegeriku.kemkes.go.id

Imunisasi MR
Saat bertanya kabar dengan adik saya yang seorang perawat di pulau Bangka, Provinsi Bangka-Belitung, adik saya bercerita dia baru saja selesai melaksanakan tugasnya, memberikan imunisasi MR kepada 500 orang anak-anak. Seperti kita ketahui pemerintah saat ini sedang melaksanakan upaya strategis pencegahan terhadap beberapa penyakit berbahaya dalam bentuk pemberian kekebalan bagi semua anak Indonesia, salah satu di antaranya adalah imunisasi Measles Rubella (MR) untuk mencegah penyakit campak dan rubella yang dilaksanakan pada tahun 2017 di 6 Provinsi di pulau Jawa. Dan tahun 2018 di 28 Provinsi di luar pulau Jawa.

Halalkah imunisasi?
Kementerian Kesehatan bersama Majelis Ulama Indonesia berupaya bersama guna mendukung program imunisasi yang saat ini sedang dijalankan, salah satunya dengan harmonisasi bidang keagamaan dalam program kesehatan, khususnya dalam upaya mempercepat sertifikasi halal vaksin MR hingga terbitnya fatwa MUI no 33 tahun 2018 tentang penggunaan vaksin MR produk dari Serum Institut India (SII) untuk imunisasi.

Setelah melalui rangkaian panjang, berdasarkan kajian LPPOM MUI yang disampaikan pada saat fatwa MUI mencatat bahwa di dalam produksinya, vaksin MR produksi SII memanfaatkan bukan mengandung unsur haram maka tidak dapat disertifikasi halal, akan tetapi berdasarkan fakta saat ini berdasarkan informasi dari ahli yang kompeten dan kredibel ada urgensi untuk melaksanakan program imunisasi karena jika tidak akan menyebabkan bahaya (hilangnya nyawa atau kecacatan permanen) yang meresahkan kesehatan masyarakat.

Maka kesimpulannya penggunaan vaksin MR produksi SII untuk program imunisasi dibolehkan berdasarkan pada tiga alasan yaitu:
  • Memenuhi ketentuan darurat syar’iyah.
  • Belum adanya vaksin yang halal dan suci.
  • Adanya keterangan ahli yang kompeten tentang bahaya yang bisa ditimbulkan.

Dengan catatan kebolehan penggunaan vaksin MR sebagaimana dimaksud tidak berlaku jika di kemudian hari ditemukan vaksin MR yang halal dan suci. Jika ada berita atau isi yang meragukan sebaiknya kita mencari info yang bisa dipercaya salah satunya melalui sumber terpecaya agar kita tidak termakan isu hoax.

sehatnegeriku.kemkes.go.id

Selain imunisasi saya juga perhatikan Makanan Pendamping ASI untuk Dita. Sejak usianya 6 bulan saya mulai memberikan MP ASI. Seperti iklan layanan masyarakat yang sering ditampilkan di televisi, yang memberikan anjuran agar MP ASI dibuat dari makanan yang sudah matang di rumah yang kaya akan vitamin dan gizi. Ini semua sebagai upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sehat. Anak yang tercukupi gizinya insya Allah terbebas dari stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis, yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama atau karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru mulai terlihat saat anak berusia 2 tahun, saya pernah menulis tentang stunting baca di sini.

Imunisasi di mana?
Saya biasanya membawa Dita untuk diimunisasi sesuai jadwal ke Puskesmas. Posyandu juga ada jadwalnya setiap  bulan, tapi saya lebih senang ke Puskesmas karena saya bisa konsultasi secara pribadi ke petugas kesehatan, dan ada dokter anak juga. Bukan berarti imunisasi di Posyandu kurang baik, hanya saja menurut saya imunisasi di Puskesmas lebih tertib sehingga saya lebih senang. Soal antrian sama saja sebenarnya yang penting kita sabar. Jika tidak ingin mengantri saat di Puskesmas ataupun Posyandu, datanglah lebih awal atau lebih akhir. Sedangkan di Puskesmas antrian memang agak lebih lama karena yang berobat banyak.

Untuk bunda semua jangan lupa bawa si kecil ke Posyandu setiap bulan ya, sekalian timbang berat badan bayi apakah sesuai Kartu Menuju Sehat (KMS). Selain imunisasi, di Posyandu juga ada pemberian Vitamin A dan obat cacing pada bulan Agustus lalu. Ini semua sudah menjadi program Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat.

Kabar gembiranya lagi sekarang ada ruang menyusui di Puskesmas, jadi saya bisa menyusui dengan nyaman. Di Mall Jakarta juga sekarang sudah menyediakan ruang menyusui. Saya sangat berterima kasih dengan perhatian yang diberikan pemerintah sekarang. Sebagai ibu menyusui saya bisa tetap nyaman beraktivitas di luar rumah.

Bagaimana dengan teman-teman? Apakah masih takut untuk memberikan perlindungan pada anak melalui imunisasi? Saya mengajak para ibu, dan semuanya untuk peduli karena imunisasi itu penting. Agar mereka tumbuh sehat dan insya Allah dengan bimbingan kita sebagai orangtua yang selalu mendoakan,  mereka (anak-anak kita) akan meraih cita-citanya di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...