Rabu, 23 Mei 2018

BPJS Kesehatan Memberi Kemudahan


Saat melahirkan tiga bulan lalu, saya bingung jika terjadi sesuatu misalnya keadaan yang mengharuskan dilakukan tindakan bedah sesar pada saat saya melahirkan. Siapa yang mau mengurus BPJS saya, karena kantor BPJS jauh sedangkan suami saya lagi bekerja. Tahu sendiri kan biaya melahirkan tidak sedikit. Saya merasa sangat terbantu dengan adanya BPJS. Selama hamil pun saya selalu periksa dengan kartu BPJS, dan alhamdulillah hingga melahirkan dengan normal di Puskesmas. Pada tanggal 16 Mei lalu saya berkesempatan berkunjung ke Kantor Pusat BPJS Kesehatan yang berada di Cempaka Putih Jakarta Pusat sekalian mendengarkan Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program tahun 2017.

Aplikasi Mobile JKN
Beberapa waktu lalu kartu KIS saya sudah jadi, hanya saja saya sedikit kecewa karena nama suami yang seharusnya berinisal huruf N menjadi H. Ternyata ini semua bisa diurus melalui aplikasi mobile JKN.
Berikut ini menu pelayanan yang ada di aplikasi mobile JKN:
  • Fitur riwayat pelayanan
  • Fitur pendaftaran pelayanan
  • Fitur skrinning
Sedangkan menu umum tersedia fitur:
  • Info JKN
  • Lokasi
  • Pengaduan keluhan
  • Pengaturan

Aplikasi mobile JKN dengan berbagai macam fitur bertujuan memudahkan masyarakat mengakses beragam informasi tentang layanan faskes, dan data kepesertaan. Dengan mobile JKN semua kemudahan ada dalam genggaman.


BPJS Kesehatan Capai 4 Kali WTM Berturut-Turut
Ternyata Kantor Pusat BPJS Kesehatan tidak sejauh yang saya bayangkan. Jika naik KRL turun di stasiun Jatinegara atau stasiun Gondangdia tinggal lanjut naik ojek online. Meskipun sekarang ada aplikasi mobile JKN yang memudahkan kita semua untuk mengurus BPJS tetapi saya sangat bersyukur bisa berkunjung ke Kantor Pusat BPJS Kesehatan.
Berikut laporan keuangan yang disampaikan oleh para narasumber yang hadir di antaranya (kiri-kanan):
1. Maya A. Rusady : Direktur Jaminan Pelayanan Kesehatan
2. Wahyuddin Bagenda : Direktur Teknologi Informasi
3. Kemal Imam Santoso : Direktur Keuangan dan Investasi
4. Andayani Budi Lestari : Direktur Perluasan dan Pelayanan Peserta
5. Fachmi Idris : Direktur Utama
6. Teguh Daryanto Kepala Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
7. Bayu Wahyudi : Direktur Kepatuhan, Hukum, dan Hubungan Antar Lembaga
8. Mira Angraini  : Direktur SDM & Umum
9. Mundiharno : Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Resiko


Tahun ini BPJS Kesehatan kembali berhasil mendulang predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), yang sekarang dikenal dengan istilah Wajar Tanpa Modifikasian (WTM), ke-26 jika dihitung sejak periode PT Askes (Persero). Menurut akuntan publik yang mengaudit, Mirawati Sensi Idris (MSI) yang berafiliasi dengan Moore Stephens International Limited, laporan keuangan Dana Jaminan Sosial dan BPJS Kesehatan telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.
“Bukan cuma itu. Dari hasil pengukuran Good Governance Tahun 2017 oleh BPKP, BPJS Kesehatan juga mendapatkan nilai baik, dengan skor aktual 85,63 dari skor maksimal 100,” ucap Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam acara Public Expose Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017 di Jakarta, Rabu (16/05).
Dari sisi kepesertaan, jumlah peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sampai akhir tahun 2017 adalah 187,9 juta jiwa. Sampai dengan 11 Mei 2018, jumlah tersebut meningkat menjadi 197,4 juta jiwa. Artinya, sebanyak 75,64% penduduk Indonesia telah ter-cover jaminan kesehatan lewat JKN-KIS.

Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan, tahun 2017 BPJS Kesehatan sudah bermitra dengan 21.763 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri atas puskesmas, Dokter Praktik Perorangan (DPP), klinik TNI/Polri, klinik pratama, rumah sakit D pratama, dan dokter gigi praktik perorangan. Pada tahun yang sama, di tingkat Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 2.268 rumah sakit dan klinik utama.
“Pada tahun 2017, pemanfaatan di FKTP mencapai 150,3 juta, pemanfaatan di poliklinik rawat jalan rumah sakit sebesar 64,4 juta, dan pemanfaatan rawat inap di rumah sakit sebanyak 8,7 juta. Jika ditotal, maka ada 223,4 juta pemanfaatan pelayanan kesehatan di seluruh tingkat pelayanan. Artinya, rata-rata pemanfataan pelayanan kesehatan per hari kalender adalah 612.055 pemanfataan. Adapun total pemanfaatan dari tahun 2014 sampai dengan 2017 adalah 640,2 juta pemanfaatan,” jelas Fachmi.


Sementara itu, jumlah pendapatan iuran JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan tahun 2017 mencapai 74,25 triliun rupiah. Jika diakumulasikan sepanjang 4 tahun, maka total iuran JKN-KIS mencapai 235,06 triliun rupiah. Saat ini ada 12.606 kantor cabang dan 59.937 unit ATM bank mitra BPJS Kesehatan (Mandiri, BRI, BNI, dan BTN) yang siap melayani pembayaran iuran peserta JKN-KIS. Peserta JKN-KIS juga bisa membayar iurannya melalui internet banking, sms banking, mesin EDC, autodebet, mobile banking, jaringan minimarket, Kader JKN, Kantor Pos, Pegadaian, aplikasi Go-Jek, Pay Tren, dan sebagainya.

Di tahun 2017 indeks kepuasan fasilitas kesehatan yang melayani pasien JKN-KIS secara total mencapai 75,7%. Khusus di tingkat FKTP, indeks kepuasan mencapai 75,9%, sementara di tingkat FKRTL adalah sebesar 75,2%. Angka-angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi dan sesuai angka yang ditetapkan pemerintah.
“Untuk tingkat kepuasan peserta JKN-KIS tahun 2017 juga masuk dalam kategori tinggi, yakni sebesar 79,5%,” kata Fachmi.
Tak hanya itu, JKN-KIS juga dinilai mampu menghindarkan masyarakat dari risiko jatuh miskin akibat membayar biaya pelayanan kesehatan penyakit katastropik yang notabene ber-budget tinggi. Menurut Fachmi, pengeluaran masyarakat untuk iuran JKN-KIS dapat dianggap sebagai investasi karena Program JKN-KIS terbukti mampu melindungi keluarga dari kemiskinan akibat penyakit berbiaya mahal.


“Kalau dihitung-hitung, operasi jantung bisa habis ratusan juta rupiah. Biaya cuci darah sebulan bisa menghabiskan belasan juta. Biaya pengobatan penyandang thalassemia dan hemofilia bisa mencapai jutaan rupiah. Mungkin pada awalnya, kalangan masyarakat yang mampu masih bisa menanggung biayanya. Tapi lama-kelamaan pasti ada satu titik di mana mereka tidak mampu lagi untuk membiayai penyakit-penyakit tersebut,” terang Fachmi.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat FEB UI tahun 2017, pada tahun 2016 Program JKN-KIS telah menyelamatkan 1,16 juta orang dari kemiskinan. Tak hanya itu, JKN-KIS juga telah melindungi 14,5 juta orang miskin dari kondisi kemiskinan yang lebih parah.

Sumber informasi dan informasi lebih lanjut hubungi:
Twitter : @BPJSKesehatanRI   
Instagram : @bpjskesehatan_ri   
Facebook    : BPJS Kesehatan   
Youtube : BPJS Kesehatan
Kompasiana : BPJS Kesehatan
Kaskus : bpjskesehatan
Humas BPJS Kesehatan :
BPJS Kesehatan Kantor Pusat : +62 21 424 6063

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...