Jumat, 16 Februari 2018

Cerita Melahirkan Putri Ke-2 Ku


Alhamdulillah akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Saya melahirkan putri kedua kami pada tanggal 15 Februari 2018 di Puskesmas Ciracas. Saya memilih melahirkan di sini karena dekat rumah, kebetulan sekali seperti doa saya, suami sedang libur sehingga ada yang mengantar saya saat gelombang cinta datang. Setiap melahirkan pasti ada cerita yang terlihat sangat mudah, seperti kisah melahirkan yang pernah saya baca. Berikut cerita melahirkan yang menurut saya cukup “nikmat” dan saya sangat salut dengan mereka yang melahirkan secara caesar, karena perjuangannya pasti lebih berat dari yang saya rasakan.


14 Februari
Saya masih datang ke event di kawasan Senopati Jakarta Selatan. Dengan pertimbangan ga terlalu jauh dari rumah. Lagipula suami bersedia mengantarkan saya, dan menunggu hingga acara yang berlangsung selama 2 jam sampai selesai. Saat acara seperti biasa duduk mendengarkan narasumber lalu saya bergegas pulang sebelum kemalaman. Tiba di rumah saat akan menjalankan sholat Isya, saya melihat ada flek. Lalu saya baca di google kalau itu tanda waktu melahirkan sudah dekat. Tapi berdasarkan pengalaman bumil lain, biasanya 2-3 hari dari ngeflek baru melahirkan. Jadi saya santai, malam harinya saya masih mencuci piring seperti biasa, lalu tidur. Jam 12 malam saya belum bisa tidur karena bolak balik buang air kecil (BAK), walaupun tidur paling ga lama. Mulai terasa gelombang cinta tapi ga terlalu sering.

15 Februari
Jam 4 pagi saya sudah tak bisa tidur lagi, gelombang cinta mulai datang 5 menit sekali dan berlanjut sampai jam 7 pagi. Saat gelombang cinta datang saya mondar mandir untuk mengurangi rasa sakit, sambil menyiapkan perlengkapan yang belum masuk ke tas. Tarik nafas panjang keluarkan dari mulut saya praktekkan, dan doa supaya diberi kemudahan saya baca tanpa putus. Akhirnya jam 7.50 karena gelombang cinta semakin sering dan waktunya semakin lama, juga tidak hilang saat saya bawa beraktifitas, saya memutuskan untuk berangkat ke Puskesmas.

Pembukaan 5
Ternyata saat diperiksa bidan sudah pembukaan 5, yes Alhamdulillah dan di sela-sela gelombang cinta, lendir bercampur darah pun mulai keluar tanda waktu melahirkan semakin dekat. Saat gelombang cinta datang sempat terlintas ingin berkata, “Cukup saya sudah ga sanggup dan ga ingin menambah momongan lagi” tapi saya tahan karena itu bukan kata yang bijak. Untungnya perawat baik, membantu menggosok punggung saya saat kontraksi datang. Ibu Bidan juga mengajarkan cara mengejan yang benar yaitu mata harus terbuka, satukan gigi tanpa suara, tangan masukkan ke bawah lipatan kaki, dan mata melihat ke bayi yang akan lahir.

Lupa Cara Mengejan Yang Benar.
Sebenarnya pembukaan saya dari 5-10 sangat cepat, mungkin sekitar satu jam cuma karena saya lupa cara mengejan, jadi saya merasa sangat lama. Terlintas juga di pikiran saya, Sandra Dewi aja bisa mengapa saya tidak untuk menyemangati diri sendiri. Akhirnya ketuban saya pecah dan saya boleh mengejan, bidan terus menyemangati saya supaya bayinya bisa segera keluar agar tidak tertahan di Miss V. Akhirnya bayi saya lahir dengan beberapa kali mengejan. Suara tangisnya menghilangkan semua rasa sakit yang saya rasakan tadi. Proses inisiasi menyusu dini (IMD) pun dilakukan selama satu jam, sementara bidan mengeluarkan plasenta dan menjahit robekan di jalan lahir. Banyak sih jahitannya saya ga tahu tepatnya pokoknya banyak 😁.

Rasa Setelah Melahirkan
Pastinya bahagia sekaligus aduhai, gimana ga aduhai? Saat proses melahirkan dan menjahit tangan bidan berkali-kali masuk ke Miss V. Saat menjahit, kapas dan kain kasa juga dimasukkan lalu dikeluarkan kembali. Bidan selalu mengatakan berapa kasa dan kapas yang dimasukkan agar diingat dan dikeluarkan kembali setelah proses menjahit selesai. Rasa buang air kecil setelah proses melahirkan juga aduhai banget pokoknya. Buang air kecil seperti tidak tuntas dan rasanya ga bisa diceritakan, pasti yang melahirkan dengan jahitan tahu 😀. Bidan berpesan sebelum 2 jam saya ga boleh jalan sendiri. Hampir saja saya ngeyel, karena kebelet pipis saya berjalan ke kamar mandi ternyata memang berat, dan mata saya gelap saat akan keluar kamar mandi. Untung suami saya menemani dan saya berpegangan, perawat membawakan kursi roda untuk menuju tempat tidur dari toilet yang jaraknya dekat.

Riwayat Wasir
Banyak yang meragukan ibu dengan wasir bisa melahirkan normal, karena dikhawatirkan pembuluh darah pecah dan memperparah wasir. Sebelumnya saya sempat dirujuk untuk melahirkan di Rumah Sakit. Tapi saya tolak karena ada beberapa Rumah Sakit yang tidak pro melahirkan normal, termasuk Rumah Sakit yang akan menjadi tujuan rujukan saya. Saya ingin melahirkan normal, wasir bisa saya obati dengan berbagai macam obat tradisional. Insya Allah ga masalah. Saya mengikuti saran teman-teman yang sudah melahirkan duluan, bahwa selalu tanamkan pikiran positif agar bisa melahirkan normal. Kecuali memang kondisi mengharuskan dilakukan tindakan caesar.

Terlilit Tali Pusar
Menurut bidan yang membantu saya melahirkan, bayiku terlilit tali pusar satu kali tetapi longgar. Alhamdulillah ya, tidak membahayakan. Saat proses persalinan juga ada 3 orang mahasiswi yang membantu 2 bidan dan satu dokter wanita. Saya sudah "meninggalkan" rasa malu di rumah saat proses melahirkan 😁.

ASI Tak Langsung Keluar
Walaupun IMD sudah dilakukan tapi ASI saya belum keluar juga. Sudah saya urut-urut, banyak makan dan minum tapi masih belum berhasil juga. Saya khawatir bayiku haus. Tapi menurut Ibu Bidan ga apa-apa, bayi masih punya cadangan makanan selama 3 hari setelah dilahirkan. Yang penting terus distimulasi agar bayi menghisap puting supaya payudara saya segera memproduksi ASI. Malam pertama bersama bayiku sering nangis mungkin dia mulai haus tapi ASIku belum keluar juga. Semangat semoga besok pagi sudah keluar ASInya. Perjuangannya masih panjang, doakan ya teman-teman semoga saya bisa menjalani proses mengASIhi dan merawat bayi dengan baik dan benar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...