Kali ini saya tertarik menulis tentang bullying (perundungan), kasus yang sering kali saya lihat di lingkungan sekitar maupun di televisi. Bullying tidak hanya terjadi pada anak-anak tapi juga pada remaja bahkan orang tua. Apalagi di zaman sekarang kasus bullying bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, melalui media sosial. Saya hanya membayangkan seandainya saya berada di posisi sebagai orang yang dibully belum tentu saya kuat.
Aakar Abyasa Fidzuna
Sinarmas MSIG Life "Yuk Atur Uangmu"
Tibalah waktunya menyerap ilmu langsung dari Aakar Abyasa Fidzuna tentang bagaimana cara mengatur keuangan di usia muda dengan berasuransi. Obrolan yang santai dan bersemangat membuat suasana menyenangkan. Tips dari Aakar sebaiknya dalam rumah tangga dibuat rekening bersama. Walaupun sudah menjadi kebiasaan di Indonesia biasanya "uangmu uangku, uangku uangku". Menurut Aakar keyakinan seperti ini bisa berpeluang suami selingkuh hahaha, tergantung juga sih ya. Itu berdasarkan pengalaman Aakar yang selama ini melayani klien yang rata-rata berduit. Begitu juga dengan anak-anak sebaiknya sudah dikenalkan dengan perencanaan keuangan dan dibuatkan rekening. Aakar mengajak kita para orang tua melibatkan anak dalam perencanaan keuangan, misalnya anak menginginkan sesuatu barang atau mainan, ia harus mulai menabung. Sebenarnya banyak sekali yang disampaikan Aakar yang semuanya menurut saya mengena dengan kehidupan sehari-hari. Terutama tentang kebiasaan jika gaji naik maka daftar kebutuhan dan keinginan juga bertambah. Itulah mengapa pentingya mengatur keuangan agar masa depan lebih baik.
Setelah membahas tentang ilmu perencanaan keuangan di usia muda dan pentingya berasuransi yang disampaikan Aakar Abyasa. Tibalah waktunya membahas tentang bullying. Menyikapi bullying pada anak disampaikan oleh Ibu Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi (Pakar Psikolog Anak dan Remaja).
Apa itu bullying?
- Menggunakan pengaruh atau kekuatan superior untuk mengintimidasi orang lain agar melakukan atau memberikan apa yang dia inginkan.
- Perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja melibatkan kekuatan yang tidak seimbang, berulang kali atau berpotensi berulang.
Fakta tentang kasus bullying yang pernah terjadi:
- 40% siswa berusia antara 13-15 tahun di Indonesia dilaporkan telah diserang secara fisik di sekolah dalam setahun terakhir. (Global school based student health 2007) http.//kabar24.bisnis.com
- Kasus bullying berada di urutan atas dari tiga kasus yang diterima KPAI (369 dari 1480 kasus dari tahun 2011-2014) http.//kpai.go.id
- Kasus anak menjadi pelaku bullying di sekolah meningkat di tahun 2015 http.//kpai.go.id
- 80% anak Indonesia mengalami kekerasan di sekolah http.//news.liputan6.com
Biasanya korban bullying akan merasa takut, takut disalahkan, takut diminta selesaikan sendiri, yakin tidak akan ada yang bisa menolong, dan tidak sadar menjadi korban.
Sedangkan tanda-tanda anak yang menjadi korban bullying seperti di bawah ini:
- Ada luka atau barang rusak/hilang tanpa alasan yang jelas.
- Pola makan dan tidur berubah drastis.
- Enggan ke sekolah; nilai turun; kehilangan minat belajar.
- Punya sedikit teman atau tidak ada sama sekali; menarik diri.
- Mudah emosional, agresif, tertekan, murung.
Biasanya kasus bullying mulai terjadi di usia Sekolah Dasar. Sedangkan pada anak-anak di usia TK belum bisa dikategorikan sebagai bullying, karena pada usia tersebut anak-anak belum tahu mana yang salah dan mana yang benar.
Setelah kita tahu anak kita dibully atau ada anak-anak di sekitar kita dibully apa yang sebaiknya kita lakukan. Berikut tips dari ibu Vera:
- Diskusikan dengan anak apa yang dapat dia lakukan untuk menghentikan atau menghindari bullying.
- Ajarkan anak bagaimana mempertahankan diri.
- Tingkatkan kepercayaan diri mereka.
- Biasakan sikap asertif di rumah.
Bagaimana jika anak kita pelaku bullying? Masalahnya terkadang kita sebagai orang tua tidak percaya jika anak kita telah membully temannya. Pastilah kita akan bilang anak saya baik kok ga mungkin melakukan itu. Sebaiknya kita mencari kebenarannya melalui guru atau mungkin ada bukti berupa rekaman CCTV.
Adapun langkah yang bisa kita lakukan:
- Berusaha tetap obyektif.
- Fokus pada fakta dari berbagai pihak.
- Anggap serius.
- Minta anak untuk minta maaf pada korban.
- Lihat apakah anak juga korban di rumah?
- Ambil tindakan korektif.
Selanjutnya tugas kita sebagai orang tua membantu anak untuk berubah dengan cara terapkan disiplin positif di rumah. Usahakan lebih banyak waktu bersama anak, sekaligus awasi pergaulan anak. Kenali dan kembangkan kelebihan anak, juga hargai kemampuan si kecil. Kurangi acara atau video games yang mengandung kekerasan. Juga ajarkan anak bagaimana contoh mengendalikan emosi.
Sedangkan jika anak kita menjadi saksi bullying yang bisa kita lakukan adalah:
- Diskusikan dengan serius apa dampak dari bullying.
- Bantu anak menyadari bahwa menjadi tanggung jawabnya untuk menghentikan bullying.
- Diskusikan dengan anak apa yang bisa dilakukan untuk membantu korban bullying.
Senang sekali mendapat banyak ilmu di acara "Smart Mom, Protect Your Family's Smile" bersama komunitas Kumpulan Emak Blogger. Semoga lebih sering lagi diadakan acara seperti ini karena menjadi seorang ibu harus terus belajar agar bisa memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya. Keuangan dan anak-anak sama pentingnya karena itu sebagai orang tua saya ingin terus belajar, dan belajar bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Media sosial Sinarmas MSIG Life:
Facebook: Sinarmas MSIG Life
Twitter: @SinarmasMSIG
Instagram: sinarmasmsiglife
Saya bergabung dengan media sosial tersebut agar bisa mendapat pengetahuan tentang perencanaan keuangan, kalau kalian bagaimana cara mengatur keuangan di rumah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.