Blogger Visit AQUA 2017
Bandara Juanda
Berangkat ke Bandara Soekarno
Hatta jam 3.20 saya beranikan diri karena pesawat akan membawa kami terbang ke
Bandara Juanda pukul 06.00 pagi. Alhamdulillah karena jalanan lancar tak sampai
1 jam saya sudah tiba di Bandara Soeta. Jam 8 pagi kami tiba di Bandara Juanda
dan segera menuju ke Pabrik AQUA di Keboncandi. Di pabrik ini adalah tempat
memproduksi air yang selama ini saya gunakan sehari-hari yaitu AQUA galon.
Setelah sambutan dari bapak M Sunarno dan Hari Wicaksono, kami diajak menyusuri
Kalimoyo yang bersih dan bebas dari sampah. Sedangkan tembok di sepanjang kali
dipenuhi dengan karikatur yang lucu tentang ajakan menjaga kelestarian lingkungan,
bunga-bunga juga terawat dan tertata cantik di tembok. Selanjutnya kami melihat
sumur, airnya sangat jernih dan di sini saya melihat kebesaran Tuhan yang telah
memberikan sumber air yang bermanfaat bagi semua. Khusus untuk sumur ga boleh difoto
ya hehehe.
Selanjutnya kami menuju ke Desa
Sukun Kampung Mendalan Winangon, untuk melihat langsung perajin batik Bina
Lestari. Di sana ada pelatihan membatik
dengan ciri khas motif daun sirih. Kelompok perajin batik ini diketuai oleh Ibu
Fitria dan sudah menjual banyak batik, biasanya mendapat pesanan dari
sekolah-sekolah. Para blogger juga bisa mencoba membatik dan ngobrol langsung
dengan Ibu Fitria dan para perajin lainnya.Tak lupa semua yang hadir mendapat 1
potong batik sebagai oleh-oleh yang akan dibawa kembali ke Jakarta. Karena sudah
waktunya makan siang kami pun segera diajak menuju RM Tengger dengan menu lokal
seperti tahu petis, sup iga, sayur daun pepaya yang langsung ludes diserbu.
Setelah mengisi bahan bakar dan
kenyang rombongan menuju ke Bromo, tempat dimana AQUA Keboncandi melakukan
program konservasi bekerja sama dengan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TNBTS), masyarakat desa sekitarnya dan Perhutani serta telah menanam
4200 bibit tanaman endemik lokal. Perhutani sudah menyiapkan lahan seluas 17 ha
di Bukit Cinta untuk komitmen penanaman 30.000 pohon per tahun hingga 2020.
Program konservasi ini meliputi penguatan kelembagaan masyarakat, pengembangan
kebun bibit, penanaman dan pemeliharaan pohon endemik, pelatihan kader
konservasi, penelitian dan pemanfaatan hutan non kayu, seperti pohon kayu dan
bunga Edelweis. Hingga kini telah ditanam 6000 bibit Edelweis dan kopi di Bukit
Cinta.
Menanam Pohon Di Bukit Cinta
Kami para blogger juga
berpartisipasi menanam sebatang pohon, tapi nyali saya ciut melihat kemiringan
lokasi menanam pohon, sehingga saya minta tolong teman yang lain hahaha takut
ga bisa balik ke Jakarta. Lokasi tempat kami menanam pohon menanjak sehingga
butuh perjuangan untuk tiba di sana karena belum terbiasa. Saya rasa kalau tiap
hari seperti ini bisa langsing, seru walau ngos-ngosan. Setelah menanam pohon
kami menikmati bakwan petis dan sate kentang, makanan khas lereng Gunung Bromo.
Sate Kentang yang berasal dari kentang organik ini enak sekali apalagi disantap
bersama-sama sambil menikmati pemandangan yang indah. Kabut datang dan pergi
dengan cepat, saat kabut hilang kami segera mengabadikannya. Suara angin pun
terdengar sangat jelas. Karena baru pertama ke Bukit Cinta perasaan saya sangat
senang, terlintas kapan saya bisa ke sini lagi bareng keluarga. Semoga saja
kami bisa melihat pohon-pohon yang teman-teman tanam tumbuh besar. Selanjutnya
mobil Jeep membawa kami menuju lautan pasir yang tadi terlihat dari bukit
cinta. Jalanan dengan tikungan tajam dan menurun dengan sisi jurang membuat
saya sedikit takut, tapi menurut sopir yang merupakan warga asli setempat,
beliau sudah hafal setiap tikungan.
Kepiting Cak Gundul
Setelah puas foto-foto kami
segera kembali menuju Pandaan untuk makan malam dengan menu spesial Kepiting
Cak Gundul. Tiba di Rumah Makan Kepiting Cak Gundul waktu sudah menunjukkan
pukul 20.30 agak melenceng dari rencana yang seharusnya pukul 19.00, biasalah
tadi di perjalanan ada yang ke toilet dulu dan ada yang mampir untuk membeli
sesuatu hehehe. Setelah kenyang waktunya menuju ke Hotel Surya Tretes untuk beristirahat,
agenda esok hari sudah menanti .
Kamar Hotel Surya
Jam 5 pagi bangun, setelah mandi
saya dan Hanni berjalan-jalan ke pasar tradisional Prigen yang ada di dekat
hotel. Masih sepi pasarnya, walaupun ada beberapa pedagang yang sudah
berjualan. Banyak sekali pedagang menjual buah pisang yang besar-besar,
kelihatan bahwa tanah di sini subur. Kalau ga mikir berat membawanya saya pasti
beli, lalu kami kembali ke hotel untuk sarapan. Tepat jam 8 pagi kami check out
dari hotel untuk menuju ke PAUD Karangjati.
Sekolah Sahabat Mata Air
AQUA Keboncandi bekerjasama dengan Dinas
Pendidikan dan BLH dan telah memiliki anggota sebanyak 32 sekolah SD - SMA se-Kabupaten
Pasuruan. Agenda tahunan yang dikelola berupa kemah konservasi, kaderisasi cinta
lingkungan, kampanye lingkungan, biopori, wetland.
Bersama team CSR AQUA
Bank Sampah dan PAUD Karangjati (AQUA Pandaan)
Sebagai bagian dari inisiatif sosial
dan lingkungan, AQUA Pandaan mendampingi warga desa Karangjati untuk
mengembangkan Bank Sampah. Sampai saat ini sampah dari 202 KK telah terkelola
dan memiliki 68 nasabah tetap, dan terus berkembang. Selain itu tercatat pula
24 nasabah sampah shodaqoh untuk operasional PAUD Karangjati. Untuk aktivitas
ini sebanyak 1,7 ton sampah telah tereduksi. Pendidikan tentang pengumpulan
sampah ini juga ditularkan ke dalam PAUD Karangjati. Kurikulum lingkungan telah
diperkenalkan dengan mengenali sampah yang bernilai, memilah sampah dari rumah
dan pengetahuan lingkungan lainnya. Sejak 2011 sudah meluluskan 40 anak, saat
ini 20 balita aktif belajar dan dikelola oleh 5 ibu-ibu pendidik. Penggiat Bank
Sampah dan PAUD ini secara tidak langsung juga motor dalam pengelolaan lingkungan
di Karangjati.
Para Blogger untuk pertama kali
melakukan secara simbolis menabung di Bank Sampah yang petugasnya adalah
anak-anak TK. Mereka mencatat dan menimbang sampah yang disumbangkan oleh para
blogger. Hadir juga ibu-ibu kreatif dengan hasil karya mereka yang mempunyai
nilai jual. Menurut cerita Ibu Kepala Sekolah karena sudah terbiasa anak-anak
PAUD dan TK ini terkadang menangis jika lupa membawa sampah untuk ditabung pada
hari Sabtu. Bahkan ada seorang anak yang menangis saat ayahnya membuang sampah
di kali. Terbukti rasa cinta lingkungan akan lebih efektif jika sudah ditanamkan
sejak dini. Karena hari sudah siang kami pun berpamitan, dan dibawakan
oleh-oleh keripik nangka dan keripik tempe hasil karya warga setempat, yang
juga merupakan Produk AQUA Lestari CSR Binaaan dari PT Tirta Investama Pandaan.
Taman Kehati Sapen,
Sumur Resapan, Biopori
Sejak tahun 2015 pabrik AQUA Pandaan mengembangkan
Program Konservasi Keanekaragaman Hayati
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di kawasan hutan Sapen. Saat ini sudah
terbangun Pondok Latih Bersama di Sapen sebagai sentra aktivitas untuk kegiatan
konservasi dan keanekaragaman hayati.
AQUA Grup mendorong karyawan untuk mengembalikan air sebanyak-banyaknya
ke dalam tanah khususnya di daerah resapan. Saat ini telah dicanangkan gerakan
satu karyawan 1 biopori. Karyawan bisa membuat biopori di lingkungan rumah masing-masing.
Sebagai awal target untuk tahun 2017 ini adalah 4000 lubang biopori untuk
karyawan.
Saya dan Blogger lainnya juga melihat langsung sumur
resapan yang sudah dibuat di halaman rumah warga, dan kami juga membuat biopori
dengan kedalaman 1m dan lebar 10cm. Di Desa Ledhuk ada sebatang pohon yang unik
namanya yaitu pohon sungsang. Mengapa dinamakan pohon sungsang? Karena cabang
pohon ini tumbuh ke bawah baru kemudian ke atas. Hanya ada satu pohon ini di Desa
Ledhuk dan belum ditemukan cara mengembangbiakkannya.
Oleh-oleh Produk Binaan AQUA Lestari
Selanjutnya kami makan siang di rumah Mbah Man bersama
penduduk lokal, Camat, Akademisi dan Perhutani dengan menu tradisional. Keramahan
ciri khas Indonesia masih terasa di sana, beda dengan perkotaan yang terkadang sudah mengabaikan keramahtamahan.
Saat trekking melihat sumur resapan banyak yang mendampingi kami dan bercerita,
hanya saja kelemahan saya susah mengingat nama jika hanya sekali bertemu. Tibalah
waktunya berpamitan untuk segera menuju ke Bandara Juanda sebagai antisipasi
kemacetan. Lagi-lagi kami dibekali oleh-oleh Kopi Robusta dan Arabika, serta keripik tempe yang
diproduksi oleh LMDH “Bumi Lestari Mulyorejo” Hasil Binaan PT
Tirta Investama Pabrik Pandaan.
Akhirnya kami para blogger
peserta Visit AQUA 2017 kembali ke Jakarta dengan banyak pengetahuan baru
tentang pelopor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang sudah berdiri di Indonesia
sejak 1973. Kami jadi paham tentang visi dan komitmen dalam mengelola
operasional secara bertanggung jawab dalam hal sosial dan lingkungan. Inisiatif
AQUA Lestari dengan 4 Pilar:
1. Perlindungan
Sumber Daya Air
2. Pengurangan
C02
3. Optimalisasi
Kemasan dan Pengumpulan Sampah Kemasan
4. Distribusi
Produk Secara Berkelanjutan
Saya pribadi mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak AQUA Lestari Pabrik Keboncandi dan Pabrik Pandaan. Saya mewakili teman-teman
juga meminta maaf jika ada kekurangan kami selama perjalanan, yang terkadang
kurang tepat waktu atau kelamaan benerin alis dan lipen di toilet 😀😁.
Mengapa jadi seperti surat ya tulisan saya. Kalau menurut kalian apa pendapatnya
tentang AQUA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.