Sumber foto: inharmonyclinic.com
Belum lama kejadian keponakan
saya berusia 7 tahun tertusuk paku berkarat saat bermain di halaman, karena
sudah dibersihkan dan diobati di rumah sang Ibu merasa tidak perlu membawa anaknya ke dokter. Apa yang terjadi keesokan harinya kaki Bella (nama keponakanku) membengkak dan bernanah. Akhirnya dibawa ke rumah sakit dan ternyata
kaki Bella sudah terinveksi racun tetanus. Dokter memutuskan harus dilakukan
tindakan operasi kecil karena sebagian cairan nanah mulai mengeras sehingga
tidak bisa keluar dengan mudah. Untunglah masih bisa diatasi walaupun itu masuk
kategori terlambat. Selain dilakukan operasi kecil, sebelumnya sudah dilakukakn vaksin agar racun tidak semakin menyebar.
Tak bisa dibayangkan jika saat ini belum
ada vaksin tetanus. Ketika saya kecil
masih ingat pesan orang tua setiap saya akan bermain “Harus hati-hati dan
menggunakan alas kaki”. Karena sudah ada contohnya seorang kerabat kami ada
yang meninggal karena tetanus, berawal dari tertusuk paku. Memang segala
sesuatu yang sudah terjadi adalah takdir tapi jika ada pencegahan apa salahnya
kita jalani. Salah satu bentuk pencegahannya adalah vaksinasi.
Sudah lama saya tidak mendapat
vaksin, terakhir saat saya hamil 7 bulan. Setelah putri saya lahir, saya
mengikuti semua imunisasi yang dianjurkan walau kadang ada omongan yang mengatakan imunisasi tak penting. Tetapi bagi saya imunisasi sangat penting
karena menghilangkan rasa cemas akan terjangkit satu penyakit. Beberapa waktu
lalu saya mengikuti talkshow dari Blogger Perempuan bersama dr Kristo dari http://inharmonyclinic.com/. Hadir juga
seorang Ibu hebat sekaligus founder 'Rumah Ramah Rubella' Grace Melia. Grace bercerita
banyak hal, di antaranya bagaimana dia sempat sedih dan menutup diri saat
mengetahui putrinya menderita rubella.
Vaksinasi / imunisasi
adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan
terhadap penyakit tersebut. Imunisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, ada
yang diberikan secara suntikan ke otot (intra muscular atau im), lapisan bawah kulit (sub cutant atau sc), dan ada yang diberikan melalui tetesan cairan
misalnya vaksin polio dan kolera. Di Indonesia misalnya vaksin polio biasanya dilaksanakan secara serentak di masing-masing Puskesmas.
Sumber foto: inharmonyclinic.com
Manfaat vaksin untuk anak adalah mencegah penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. Sedangkan manfaat vaksin
untuk keluarga adalah mencegah kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Manfaat
vaksin juga dapat dirasakan orang tua yang berusia di atas 55 tahun di mana
kekebalan tubuh mulai menurun, apalagi jika orang tersebut menderita diabetes
atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.
Di lingkungan yang mayoritas telah
diimunisasi, biasanya yang belum diimunisasi juga dapat terhindar dari
penyakit yang berhubungan dengan imunisasi tersebut. Karena memang di lingkungan
tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu
jika yang telah diimunisasi telah mencapai 90% maka sudah dianggap berhasil.
Contoh vaksin hidup yang telah dilemahkan adalah tampek, gondongan, rubella, atau
kombinasi ketiganya yang dinamakan MMR, demam kuning, cacar air,
dan vaksin influenza.
Memang mencegah itu lebih baik daripada
mengobati. Semoga kita semua semakin cerdas dalam menjaga kesehatan
keluarga. #IChooseToPrevent
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.