Kamis, 16 Juni 2016

Tindakan Pencegahan Penyakit Dengan Vaksinasi Bersama In Harmony Clinic

Sumber foto: inharmonyclinic.com

Belum lama kejadian keponakan saya berusia 7 tahun tertusuk paku berkarat saat bermain di halaman, karena sudah dibersihkan dan diobati di rumah sang Ibu merasa tidak perlu membawa anaknya ke dokter. Apa yang terjadi keesokan harinya kaki Bella (nama keponakanku) membengkak dan bernanah. Akhirnya dibawa ke rumah sakit dan ternyata kaki Bella sudah terinveksi racun tetanus. Dokter memutuskan harus dilakukan tindakan operasi kecil karena sebagian cairan nanah mulai mengeras sehingga tidak bisa keluar dengan mudah. Untunglah masih bisa diatasi walaupun itu masuk kategori terlambat. Selain dilakukan operasi kecil, sebelumnya sudah dilakukakn vaksin agar racun tidak semakin menyebar.

Tak bisa dibayangkan jika saat ini belum ada vaksin tetanus.  Ketika saya kecil masih ingat pesan orang tua setiap saya akan bermain “Harus hati-hati dan menggunakan alas kaki”. Karena sudah ada contohnya seorang kerabat kami ada yang meninggal karena tetanus, berawal dari tertusuk paku. Memang segala sesuatu yang sudah terjadi adalah takdir tapi jika ada pencegahan apa salahnya kita jalani. Salah satu bentuk pencegahannya adalah vaksinasi.

Sudah lama saya tidak mendapat vaksin, terakhir saat saya hamil 7 bulan. Setelah putri saya lahir, saya mengikuti semua imunisasi yang dianjurkan walau kadang ada omongan yang mengatakan imunisasi tak penting. Tetapi bagi saya imunisasi sangat penting karena menghilangkan rasa cemas akan terjangkit satu penyakit. Beberapa waktu lalu saya mengikuti talkshow dari Blogger Perempuan bersama dr Kristo dari http://inharmonyclinic.com/. Hadir juga seorang Ibu hebat sekaligus founder 'Rumah Ramah Rubella' Grace Melia. Grace bercerita banyak hal, di antaranya bagaimana dia sempat sedih dan menutup diri saat mengetahui putrinya menderita rubella.

Vaksinasi / imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Imunisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, ada yang diberikan secara suntikan ke otot (intra muscular atau im), lapisan bawah kulit (sub cutant atau sc), dan ada yang diberikan melalui tetesan cairan misalnya vaksin polio dan kolera. Di Indonesia misalnya vaksin polio biasanya dilaksanakan secara serentak di masing-masing  Puskesmas.
Sumber foto: inharmonyclinic.com


Manfaat vaksin untuk anak adalah mencegah penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian. Sedangkan manfaat vaksin untuk keluarga adalah mencegah kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Manfaat vaksin juga dapat dirasakan orang tua yang berusia di atas 55 tahun di mana kekebalan tubuh mulai menurun, apalagi jika orang tersebut menderita diabetes atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang.

Di lingkungan yang mayoritas telah diimunisasi, biasanya yang belum diimunisasi juga dapat terhindar dari penyakit yang berhubungan dengan imunisasi tersebut. Karena memang di lingkungan tersebut tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu jika yang telah diimunisasi telah mencapai 90% maka sudah dianggap berhasil. Contoh vaksin hidup yang telah dilemahkan adalah tampek, gondongan, rubella, atau kombinasi ketiganya yang dinamakan MMR, demam kuning, cacar air, dan vaksin influenza.

Memang mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Semoga kita semua semakin cerdas dalam menjaga kesehatan keluarga.  #IChooseToPrevent


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir dan berkomentar. Komentar spam akan saya hapus.

Wujudkan Impian Ciptakan Rumah Nyaman Listrik Aman

  Sebagai ibu rumah tangga keseharian saya di rumah tak bisa lepas dari penggunaan listrik. Dari mulai masak nasi, mencuci, menyetrika. Saya...