HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih dalam tubuh (limposit) yang mengakibatkan turun nya kekebalan tubuh manusia. Orang yang dalam darahnya terdapat virus HIV tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan. Tapi bisa menularkan virus kepada orang lain bila berhubungan seks dan berbagi alat suntik dengan orang lain.
Sedangkan AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turun nya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV. Kekebalan tubuh yang menurun mengakibatkan sesorang yang terinveksi HIV mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pernafasan, otak dan kanker. Pada stadium AIDS membutuhkan pengobatan Antiretroviral (ARV), untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh sehingga sehat kembali. ARV tidak membunuh virus namun dapat memperlambat pertumbuhan virus. Tujuan ART adalah
- Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan HIV
- Memperbaiki kualitas hidup ODHA
- Memulihkan dan/ memelihara fungsi kekebalan tubuh
- Menekan replikasi virus secara maksimal dan terus menerus
- Mengurangi penularan laju HIV di masyarakat
AIDS perlu perhatian khusus karena
1. Belum ada obat untuk menyembuhkan dan belum ada vaksin untuk mencegah virus HIV.
2. Pengidap HIV pembawa virus dan dapat menularkan penyakitnya seumur hidup walaupun tampak sehat.
3. Biaya pengobatan mahal/ harus seumur hidup.
4. Menurunkan mutu SDM.
5. Penyakit ini telah menyebar dengan cepat.
Perbedaan antara penidap HIV positif dengan penderita AIDS
Pengidap HIV Positif adalah seseorang yang telah terinveksi virus HIV, dapat menularkan penyakitnya walaupun tampak sehat dan tidak menunjuk kan gejala penyakit apapun. Sedangakan penderita AIDS adalah seseorang yang menunjuk kan tanda-tanda dari sekumpulan gejala penyakit yang memerlukan pengobatan. Perjalanan waktu sejak seseorang tertular HIV hingga menderita AIDS dapat berlangsung lama, 5-10 tahun.
Adapun cara penularan nya lewat darah, lewat cairan mani atau vagina dan lewat Ais Susu Ibu. kita tak perlu khawatir karena HIV tidak di tularkan dengan cara
1. Berpelukan,bejabat tangan
2.Pemakaian toilet, washtafel atau kamar bersama.
3. Berenang di kolam renang
4. Gigitan nyamuk dan serangga lain
5. Membuang ingus, batuk dan meludah
6. Pemakaian piring, alat minum atau makan bersama
Pencegahan penularan HIV :
Berpantang seks, menghindari hubungan seks di luar nikah/ berganti- ganti pasangan, pemakaian kondom pada mereka yang punya pasangan HIV positif dan/ atau transaksi seks beresiko. Menggunakan jarum suntik dan alat tusuk lain nya yang terjamin sterilitasnya.Screning (penapisan) donor darah. Perempuan dengan HIV positif bila ingin memiliki anak agar mengikuti program pencegahan HIV dari ibu ke anak.
Secara umum, tanda -tanda penderita AIDS Berat badan menurun dalam waktu singkat, demam tinggi berkepanjangan, diare berkepanjangan. Dengan gejala tambahan batuk berkepanjangan, kelainan kulit, infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan, juga pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.
Kita dapat memerangi HIV dan AIDS dengan cara
1. Bertindaklah menghindari penularan kepada diri sendiri
2. Pelajari fakta yang benar tentang HIV dan AIDS, karena banyak beredar anggapan dan keliru mengenai hal ini.
3. Hindari diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
4. Adakan tindakan untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sekarang di temukan kasus HIV yang semula tinggi di kalangan laki-laki usia produktif dengan berbagai latar belakang pekerjaan dan prilaku, sekarang telah berkembang lebih lanjut, yang menyebabkan peningkatan penularan HIV di kalangan perempuan yang kebanyakan adalah Ibu Rumah Tangga yang tertular dari suaminya. Di Indonesia, terdata sebanyak 6,7 juta laki-laki membeli seks. Ini di kenal sebagai feminisasi epidemi HIV. Selanjutnya mengakibatkan terjadinya peningkatan penularan HIV dari ibu hamil kepada bayinya. Laporan dinas kesehatan Propinsi mencatat, pada periode 2010 hingga November 2015, jumlah jumlah kamulatif kasus HIV yang di temukan pada kelompok usia di bawah 4 tahun sebanyak 3.849. Hal ini sangat memprihatinkan faktor penyebabnya dikarenakan ketidaktahuan Ibu akan status HIV-nya.
Untuk jumlah kamulatif AIDS, tercatat sebanyak 68.197. Jumlah kumulatif AIDS tertinggi terlapor pada Ibu Rumah Tangga sebanyak 9.096 orang.
Berdasakan kelompok umur persentase tertinggi pada kelompok
20-29 tahun (32%)
30-39 tahun (29,4%)
40-49 tahun (11,8%)
50-59 tahun (3,9%)
5-15 tahun (3%)
Dimana persentase pada laki-laki 54%, pada perempuan 31%, dan 15% tidak melaporkan jenis kelamin. Untuk faktor resiko penularan terbanyak adalah melalui heteroseksual 64,5%) dan homoseksual (2,7%). Angka kematian dikarenakan AIDS menurun dari 1,22% pada tahun 2014 menjadi 0,67% pada tahun 2015.
Semoga dengan semakin banyak yang mengetahui tentang HIV-AIDS angka kasus HIV semakin berkurang, dan mari kita bantu sebarkan pencegahan HIV dan Infeksi Menular Seksual dengan tidak melakukan seks bebas, selalu setia pada pasangan, gunakan kondom pada seks beresiko, dan jauhi penggunaan narkoba.
( Informasi ini juga di olah dari Komisi Penanggulangan AIDS